hotviralnews.web.id, Jakarta akhir pekan lalu benar-benar panas. Aksi protes yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan besar. Rumah-rumah pejabat jadi sasaran penjarahan, dan media sosial ramai dengan tagar serta isu liar, termasuk tentang darurat militer.
Jenderal Tandyo Budi Revita, Wakil Panglima TNI, akhirnya angkat bicara. Dalam konferensi persnya, ia menepis kabar bahwa TNI akan mengambil alih kendali keamanan. “TNI tetap taat konstitusi. Kehadiran kami di lapangan bukan untuk menguasai situasi, tetapi membantu Polri,” tegas Tandyo.
Menurutnya, TNI bergerak berdasarkan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung pengamanan. Kolaborasi ini dilakukan agar kondisi Jakarta segera terkendali tanpa menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Kerusuhan bermula dari demo terkait gaji anggota DPR. Keadaan semakin kacau setelah seorang pengemudi ojek online meninggal akibat tertabrak kendaraan taktis. Tak lama, massa tak dikenal memanfaatkan situasi untuk menjarah rumah-rumah pejabat, termasuk milik Ahmad Sahroni di Kebon Bawang, Jakarta Utara.
Meski situasi cukup panas, koordinasi antara TNI dan Polri membuat titik-titik rawan kembali kondusif. Tandyo juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak diverifikasi. “Kita jaga Jakarta bersama-sama,” ujarnya.
Cek juga artikel paling baru di radarjawa.web.id
