hotviralnews.web.id Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi sorotan dunia. Proyek besar yang dirancang sebagai simbol kemajuan Indonesia ini dibahas oleh banyak media internasional. Salah satu yang paling ramai dibicarakan datang dari media asal Inggris, The Guardian.
Dalam laporannya, The Guardian menggambarkan IKN sebagai kota megah di tengah hutan Kalimantan yang masih sunyi. Jalan besar menembus pepohonan, gedung-gedung berdiri kokoh, dan patung garuda berkilau di atas istana negara. Namun, di balik keindahan itu, suasananya terasa sepi. Hanya tampak beberapa pekerja dan sedikit pengunjung.
Sorotan dari The Guardian
Media Inggris itu menulis, IKN adalah proyek paling ambisius dalam sejarah Indonesia modern. Pemerintah membangun kota baru untuk menggantikan Jakarta yang sudah terlalu padat. Pembangunan ini menelan biaya ratusan triliun dan bertujuan mengurangi beban ibu kota lama.
Namun, The Guardian menyoroti tantangan besar di lapangan. Banyak area yang sudah dibangun masih belum berpenghuni. Aktivitas di sekitar kawasan inti pemerintahan sangat terbatas. Hanya ada para pekerja proyek, petugas kebersihan, dan beberapa turis yang datang karena penasaran.
Menurut laporan itu, risiko terbesar bagi IKN adalah menjadi kota tanpa kehidupan. Gedung megah dan jalan lebar tidak cukup tanpa penduduk yang menetap di sana. Kota bisa saja indah secara fisik, tetapi tetap terasa kosong.
Pemerintah Tetap Optimistis
Menanggapi pemberitaan tersebut, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyampaikan bahwa pembangunan IKN berjalan sesuai rencana. Pemerintah menganggap proyek ini sebagai pekerjaan jangka panjang yang dilakukan secara bertahap.
Fase awal difokuskan pada infrastruktur dasar dan area pemerintahan. Setelah itu, pembangunan hunian, sekolah, dan fasilitas umum akan dilakukan. “Kita tidak membangun kota dalam semalam. Semua ada tahapannya,” jelas perwakilan OIKN.
Pemerintah percaya bahwa aktivitas di IKN akan meningkat seiring perpindahan aparatur sipil negara dan hadirnya investor swasta. Menurut mereka, pembangunan kota besar memang membutuhkan waktu agar ekosistem sosialnya terbentuk secara alami.
Catatan dari Pengamat dan Ekonom
Sejumlah pakar menilai, pemerintah harus memperhatikan aspek sosial selain fisik. Ekonom dari Universitas Indonesia, Dr. Luthfi Rahman, mengatakan bahwa kota tidak bisa hidup tanpa masyarakat yang siap tinggal di dalamnya.
“Pembangunan IKN harus melibatkan warga. Tidak cukup hanya membangun gedung dan jalan. Perlu kehidupan yang nyata di sana,” ujarnya. Ia menambahkan, pemerintah harus menyiapkan lapangan kerja, transportasi, serta layanan dasar seperti rumah sakit dan pendidikan.
Selain itu, para pengamat lingkungan juga memberikan peringatan. Mereka khawatir pembangunan masif dapat mengganggu ekosistem hutan Kalimantan. Kawasan ini adalah salah satu paru-paru dunia yang penting bagi keseimbangan iklim global.
Pandangan Warga Kalimantan
Sebagian warga lokal melihat IKN sebagai peluang baru. Mereka berharap kehadiran ibu kota dapat membuka lapangan kerja dan mempercepat pembangunan wilayah. “Dulu daerah ini sepi. Sekarang mulai ramai dan banyak proyek. Kami berharap ekonomi ikut tumbuh,” kata Rafi, seorang sopir proyek.
Namun, tidak semua warga merasakan hal serupa. Ada yang mengaku khawatir terhadap perubahan sosial yang cepat. Harga tanah naik, dan beberapa warga merasa terpinggirkan. Mereka berharap pemerintah memperhatikan kesejahteraan masyarakat asli agar tidak kalah dengan pendatang baru.
Simbol Perubahan Nasional
Bagi pemerintah, IKN bukan sekadar pemindahan ibu kota. Proyek ini adalah simbol arah baru Indonesia menuju negara maju. Presiden berulang kali menegaskan bahwa Nusantara akan menjadi pusat pemerintahan yang modern, hijau, dan berteknologi tinggi.
Pembangunan kota ini diharapkan menjadi titik awal pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa. Pemerintah juga ingin menjadikan IKN sebagai contoh kota masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Namun, sejumlah tantangan besar masih membayangi. Pembangunan harus selesai tepat waktu, pendanaan harus aman, dan partisipasi publik perlu dijaga. Jika tidak, proyek sebesar ini bisa kehilangan makna dan hanya menjadi simbol tanpa kehidupan nyata.
Pelajaran dari Sorotan Dunia
Kritik dari media asing seperti The Guardian sebenarnya bisa menjadi masukan berharga. Pemerintah diingatkan agar fokus pada aspek manusia dan keberlanjutan, bukan hanya bangunan dan pencitraan. Kota yang baik tidak diukur dari gedung tinggi, tetapi dari warganya yang bahagia dan produktif.
Sorotan global juga menunjukkan bahwa dunia memperhatikan langkah Indonesia. IKN bukan hanya proyek dalam negeri, tapi juga etalase yang menampilkan kemampuan bangsa dalam mengelola pembangunan besar secara transparan dan ramah lingkungan.
Penutup
Ibu Kota Nusantara saat ini berdiri di antara dua citra: ambisi besar dan tantangan nyata. Di satu sisi, IKN adalah simbol kemajuan dan pemerataan. Di sisi lain, ia menjadi ujian tentang bagaimana Indonesia membangun kota dari nol dengan prinsip berkelanjutan.
Apakah Nusantara akan tumbuh menjadi kota hidup atau justru berakhir sunyi seperti yang dikhawatirkan media asing, semua bergantung pada langkah pemerintah dan partisipasi rakyat. Jika keduanya berjalan seimbang, Nusantara bisa menjadi kisah sukses baru Indonesia di mata dunia.

Cek Juga Artikel Dari Platform indosiar.site
