hotviralnews.web.id Viralnya kisah seorang bayi di Buleleng yang ditinggal ibunya meninggal dunia usai melahirkan mengundang keprihatinan publik. Dalam beberapa jam, unggahan yang menampilkan potret sang bayi laki-laki menyebar di berbagai media sosial dan memicu gelombang empati dari masyarakat luas.

Bayi tersebut lahir sehat, namun ibunya meninggal akibat pendarahan setelah proses persalinan di salah satu rumah sakit di Kabupaten Buleleng. Kondisi ini membuat masyarakat ramai membagikan kisahnya dengan berbagai narasi simpati dan harapan agar pemerintah segera turun tangan memberikan bantuan.

Menanggapi hal ini, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng bergerak cepat. Kepala Dinas Sosial, I Putu Kariaman Putra, bersama Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Maman Wahyudi, serta Pendamping Sosial dari Kementerian Sosial RI langsung mengunjungi rumah keluarga bayi di Desa Poh Bergong, Kecamatan Buleleng.


Langkah Cepat Pemerintah Daerah

Kunjungan tersebut juga didampingi oleh Perbekel Desa Poh Bergong, Wayan Wagia, beserta staf desa. Menurut hasil penelusuran lapangan, keluarga bayi tersebut merupakan keluarga muda yang masih tinggal bersama orang tua dan kakek-neneknya.

Kondisi keluarga ini memang tergolong sederhana, namun mereka sudah termasuk penerima beberapa program perlindungan sosial pemerintah. Kakek sang bayi terdaftar sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH), sementara ayahnya menjadi penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Selain itu, seluruh anggota keluarga telah terdaftar sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS PBI) sehingga jaminan kesehatannya sudah tercover oleh pemerintah.

Selain itu, pihak Dinas Sosial juga memastikan bahwa keluarga dari almarhum ibu bayi sebelumnya telah menjadi bagian dari penerima program bantuan yang sama. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah daerah sudah memiliki sistem perlindungan sosial yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat di wilayah tersebut.


Perhatian Khusus untuk Bayi Gede Arya Satria Wibawa

Dalam kunjungan tersebut, Kepala Dinas Sosial, I Putu Kariaman Putra, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus memberikan perhatian khusus kepada bayi laki-laki yang diberi nama Gede Arya Satria Wibawa.

“Kami dari Dinas Sosial Kabupaten Buleleng sudah hadir langsung untuk memastikan keluarga ini mendapatkan perlindungan sosial yang memadai. Kami juga akan mengusulkan bayi ini untuk memperoleh program bantuan Atensi dari Sentra Mahatmiya Kementerian Sosial RI,” ujar Putu Kariaman.

Oleh karena itu, selain dukungan moral, pemerintah juga memberikan bantuan nyata berupa paket sembako, popok bayi, serta pakaian bayi baru untuk meringankan beban keluarga yang sedang berduka.

Dalam kesempatan itu, Kadis Sosial juga mengingatkan keluarga agar selalu berhati-hati terhadap penyebaran informasi yang tidak benar di media sosial. Ia menegaskan bahwa setiap berita viral yang berhubungan dengan anak dan keluarga miskin seharusnya dikonfirmasi terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman publik.


Kolaborasi Pemerintah Desa dan Dinas Sosial

Sementara itu, Perbekel Desa Poh Bergong, Wayan Wagia, menyampaikan rasa terima kasih atas langkah cepat yang diambil oleh pemerintah daerah. Menurutnya, kehadiran langsung Dinas Sosial membantu meredam pemberitaan di media sosial yang sempat menyebarkan informasi tidak akurat mengenai kondisi ekonomi keluarga tersebut.

“Ada beberapa akun media sosial yang menuliskan narasi seolah-olah keluarga ini sangat miskin tanpa bantuan apa pun. Padahal kenyataannya, mereka sudah mendapat bantuan PKH dan BPNT dari pemerintah,” jelas Wayan.

Ia juga berkomitmen untuk terus memantau kondisi bayi dan keluarga tersebut. Pemerintah desa kini sedang memproses pendaftaran bayi Gede Arya ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa mendapatkan bantuan sosial lanjutan di masa depan.

“Selain itu, kami juga akan memastikan anak ini terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional KIS PBI APBD, sehingga dapat digunakan untuk berobat bila diperlukan,” tambahnya.


Dorongan Pendidikan dan Masa Depan Keluarga

Kasus ini juga menyoroti pentingnya aspek pendidikan bagi keluarga muda. Ayah sang bayi diketahui hanya menamatkan pendidikan hingga sekolah dasar. Pemerintah daerah berharap agar ia mendapat dukungan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi agar mampu mencukupi kebutuhan anaknya di masa depan.

Di sisi lain, Dinas Sosial juga menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat miskin tidak hanya berhenti pada bantuan sembako atau tunai, tetapi juga pada peningkatan kapasitas individu melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan keluarga.

“Meskipun demikian**, kami akan terus mendampingi keluarga ini agar tidak hanya bergantung pada bantuan, tapi bisa tumbuh mandiri dan kuat dalam jangka panjang,” ujar Kadisos Buleleng.


Empati dan Harapan dari Masyarakat

Kisah bayi Gede Arya Satria Wibawa menjadi pengingat bahwa di balik berita viral, selalu ada kisah kemanusiaan yang nyata. Banyak warganet mengirimkan doa dan dukungan moral kepada keluarga melalui kolom komentar media sosial. Sejumlah komunitas sosial di Bali juga mulai menggalang donasi untuk membantu kebutuhan bayi tersebut.

Dengan demikian, kasus ini tidak hanya menjadi perhatian pemerintah, tetapi juga menunjukkan bagaimana empati publik bisa tumbuh dengan cepat melalui kekuatan media digital. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam membagikan informasi, terutama jika menyangkut nasib seorang anak atau keluarga berduka.


Penutup

Dinas Sosial Buleleng kini terus memonitor kondisi bayi dan keluarganya. Bantuan sosial telah diberikan, dan langkah-langkah perlindungan tambahan sedang disiapkan agar bayi tersebut mendapatkan jaminan hidup yang layak.

Kisah ini menjadi bukti bahwa respon cepat pemerintah daerah dan kerja sama lintas lembaga bisa menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Di tengah dunia yang serba digital, perhatian dan empati sosial tetap menjadi hal yang paling dibutuhkan untuk menjaga nilai kemanusiaan di setiap peristiwa.

Cek Juga Artikel Dari Platform mabar.online