hotviralnews.web.id – Berbagai kalangan menuntut polisi bersikap transparan dalam penyelidikan tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online, yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob. Insiden ini terjadi pada Kamis (28/05) malam dan memicu kemarahan publik.
Ratusan pengemudi ojek online menggelar aksi protes di Markas Brimob Polda Metro Jaya, Jalan Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/08). Mereka menuntut hukum berat bagi anggota Brimob yang terlibat.
“Jangan sampai dilindungi. Harus dihukum seadil-adilnya,” kata Galuh, pengemudi ojol berusia 42 tahun.
Menurut Galuh, kejadian tersebut tidak bisa dimaafkan.
“Polisi tugasnya melindungi masyarakat. Bukan malah membunuh!” tegasnya.
Presiden Janji Usut Tuntas
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen untuk mengusut insiden ini secara transparan.
“Seandainya ditemukan pelanggaran, akan kita tindak sekeras-kerasnya sesuai hukum yang berlaku,” kata Presiden dalam video resmi Sekretariat Presiden, Jumat (29/08).
Suasana Aksi di Markas Brimob
Aksi di depan Markas Brimob sempat diwarnai ketegangan. Massa dan polisi terlibat bentrokan singkat, namun situasi mereda setelah perwakilan Brimob muncul.
“Kami minta maaf,” kata seorang perwakilan Brimob sambil berulang kali menegaskan bahwa kejadian itu tidak disengaja.
Namun, pernyataan tersebut langsung disambut teriakan protes dari massa.
Polda Metro Jaya memastikan tujuh anggota Brimob telah ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi berjanji akan mengumumkan perkembangan penyelidikan secara berkala.
Tuntutan Massa
Dalam dialog bersama pimpinan Brimob dan TNI, massa menuntut:
- Penyelidikan yang transparan dan akuntabel.
- Hukuman tegas untuk pelaku yang terlibat.
- Pembebasan rekan-rekan demonstran yang sebelumnya diamankan.
Setelah dialog panjang, massa akhirnya membubarkan diri secara tertib dari lokasi aksi di depan Markas Brimob Polda Metro Jaya.
Cek juga artikel seputar kopi paling update di infowarkop.web.id
